Sebuah pertanyaan yang sampai saat ini belum terjawab, bahkan
seorang ilmuwan besar pun belum memiliki jawaban yang memuaskan jika ditanya “
siapakah aku “ ? iya aku.
Sudahkah kita mengenal diri kita sendiri ? jika ia, sudah sejauh mana kita mengenal diri
kita ? lalu siapakah sebenarnya “ AKU “ itu ? mulai dari Allah pertama kali
sudah mencantumkan kita dalam lauhul mahfuzhnya, lalu kita diciptakan olehNya
dari air yang hina melalui perantara ibu dan ayah kita, lalu yang manakah aku ?
sudah begitu jauh perjalanan ini aku jalani, lalu yang manakah aku ? sepanjang
perjalanan hidup kita mulai dari rahim seorang ibu, yang setiap harinya selama
9 bulan kita makan, minum, bergerak hanya di dalam kegelapan. Hingga kemudian
kita terlahir ke dunia ini dan akan mulai tumbuh dari bayi, anak-anak, balita,
dewasa hingga menuju usia lanjut dan menjadi layu sebagai manusia geriatric (usia
lanjut dengan beberapa penyakit atau hendaya).
Apakah aku seonggok actor penting yang ada di bumi ini
seperti halnya kapsul membungkus obatnya ?
Iyaa Islam mengajak kita untuk merenungkan dan bertafakkur
untuk mengenal lebih jauh “ siapakah kita “ ?, Melalui Alqur’an Allah SWT
menyampaikan “ Kepada dirimu sendiri, mengapa kamu tidak memperhatikan “ (QS :
Al-Dzariyat : 21 ).
Iya yang selama ini sering tidak kita sadari darimana kita
berasal ? untuk apa kita di dunia ini ? akan kemana kita kelak setelah disini (dunia)
?
Allah sudah menciptkan kita dengan sebaik-baiknya bentuk, Allah
mendesain tubuh kita sangat canggih dan luar biasa, sebagaimana Allah Swt
sebutkan melalui firmanNya : “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya “ (QS: AL-Thin : 4 ). Begitu juga bahwa Allah Swt
menciptakan kita sebagai sosok yang sangat berharga dan mahal. Mengapa demikian
? mari kita renungkan sejenak bahwa Allah SWT menitipkan amanah kepada kita
lebih dari 3 triliun sel dalam setiap kilogram di dalam tubuh kita, atau lebih
dari 100 triliun sel dalam satu individu dengan lebih dari 200 jenis sel2 yang
berbeda dan lebih dari 3 miliar data genetis yang harus kita pelihara dan
rawat. Sel2 ini tidak diam, mungkin jika kita dapat melihatnya dengan kasat
mata kita, maka aktivitas sel2 dalam tubuh kita sangatlah sibuk bekerja saling
membahu dan tanpa kita suruh. Lalu masihkah kita tidak bersyukur? Lalu nikmat
tuhan mana lagi yang kita dustakan ? andai Allah Swt menyuruh kita membeli
setiap 1 sel di dalam tubuh kita, berapa triliun rupiah uang yang kita
keluarkan ? namun Allah maha pengasih, sehingga kita diberikan secara gratis. “"Fabiayyi Ala irobbikuma Tukadzibaan "
Artinya ; Maka Nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ?
Belum lagi kita
melihat merenungkan tentang otak yang terbungkus rapih oleh tempurung kepala
kita, otak yang mengatur semua kegiatan karyawan yang berada di dalam tubuh
kita, otak ini tersusun sekitar 50-100 triliun sel. Di dalam otak kita ada
media untuk berkomunikasi antar sel syaraf yaitu neurotransmitter. Sadarkah kita
? jawabannya “ NO “, kita tidak pernah menyuruh sel saraf untuk bergerak dan
beraktivitas bukan ? bayangkan jika setiap gerakan yang kita lakukan menunggu
perintah kita ? alangkah sibuknya kita bukan ? lalu untuk apa Allah menciptakan
ini semua ? supaya kita merenung dan memikirkan betapa maha perkasanya Allah
swt.
Jika menyelam lebih
dalam lagi untuk melihat dan merenungkan diri kita maka kita akan semakin tidak
mengenal bagian-bagian diri kita, tetapi kita akan makin mengenal dan merasakan
bahwa yang menciptakan kita adalah yang maha segala2nya.
Lalu sudahkah kita
mengenal diri kita ? mari kita tanyakan kepada diri kita masing-masing. Man ‘arofa
nafsahu, faqd ‘arofa Robbahu “ barangsiapa yang mengenal dirinya, niscaya ia
mengenal tuhanNya “. Wallahu a’lam.

Sllu trut bahagia untuk mu teman..terus smngat..gapai smua mimpi itu..😊
BalasHapus